Selasa, 09 Desember 2014

Forgeting ...

Adu satu hal yang ku lupakan, dalam proses melupakan seseorang yang kita sayangi. Melupakan seseorang, bukanlah hal mudah. Terutama melupakan seseorang yang telah melekat dalam pada hati kita, seseorang dimana setengah dari perjalanan hidupku, selalu ada dia di setiap suka maupun duka. Melupakan seseorang yang begitu kita sayangi, bagaikan mencoba unyuk mengingat seseorang yang bahkan tidak kita kenal. Sangat sulit.
Melupakan seseorang, tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Melupakan, tidak dpt dilakukan dengan paksaan. Tidak juga dengan tekanan, atau dengan hati penuh amarah. Dan tidak juga dapat dilakukan dengan terburu-buru. Semua butuh proses. Biarkan  perasaan itu mengalir sebagaimana adanya. Seperti air yang mengalir mencari kemana tujuan akhir dari perjalanan yang panjang itu.
Semakin dirimu memaksakan diri untuk melupakan dia, maka akan semakin dirimu mencintainya. Semakin dirimu menekan hatimu untuk segera melupakannya, maka akan semakin kau menyakiti dirimu sendiri. Karena jauh didasar hatimu yang paling dalam, masih tersimpan secuil harapan dan keinginan untukmu agar bisa terus mencintainya.
Aku telah salah. Dengan diri yang dipenuhi amarah dan emosi, diriku memaksakan hatiku untuk segera melupakannya. Bahkan sampai membuatku mampu berbuat sesuatu agar aku dan dia bisa saling membenci. Tetapi apa yang ku dapat? Hatiku semakin hancur. Hati ini semakin terasa sakit. Karena aku menyadari, segala usaha yang telah kulakukan untuk segera melupakannya, hanya melukai diriku sendiri.
Saat ini, aku ingin membiarkannya. Membiarkan perasaan ini berjalan sebagaimana mestinya. Membiarkan perasaan ini mengalir mencari muara terakhirnya. Aku tidak lagi takut, jika memang hati ini tidak bisa melupakannya, pasti Allah telah mempersiapkan sesuatu yang indah untukku kelak. Aku percayakan hatiku ditangan Allah. Aku percayakan dimanapun Engkah meletakkan hatiku. Dan aku ingin memperbaiki semuanya. Semua kesalahan yang telah kulakukan selama aku mencintainya. Semua amarah dan emosi yang telah kuluapkan saat bersamanya. Aku ingin mencintainya dalam diam. Mencintai segala kekurangannya. Selalu tersenyum untuknya. Selalu mendorongnya dari belakang. Dan aku ingin terus melihatnya tersenyum. Karna senyum itu, kelak dapat menyembuhkan setiap luka yang ada pada hatiku.
Aku tidak akan menuntut apapun. Aku tidak memintanya untuk membalas rasa ini. Tidak juga memintanya untuk bersamaku. Dan tidak pula memintanya untuk menjaga hatinya untukku.
Hey, kita jalani saja semuanya dengan baik. Percayakan hati kita pada Yang Maha Kuasa. Karena Ia adalah sebaik-baiknya zat yang dpt membolak balikkan hati hambaNya. Entah apakah nanti pada akhirnya rasa ini akan tetap dan selalu ada sampai seterusnya, ataukah rasa ini pada akhirnya menemukan tempat bermuaranya yang lain. Percayakan semua. Dan pasrahkan. Maafkan aku, karena dengan bodoh terlalu cepat memilih untuk melupakanmu. Karena aku tahu, melupakanmu, adalah bagaikan mengingat seseorang yang tidak ku kenal. Seberapa keraspun aku mencoba, aku hanya akan berakhir dengan kegagalan. Dan hanya meninggalkan rasa sakit yang lain didalam hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar