Rabu, 26 Juni 2013

Bulan yang Telah Pergi


Malam ini, kulewati dengan kegiatan yang selalu sama seperti malam-malam sebelumnya. Melihat bulan dan bintang yang sampai malam ini pun selalu bersama-sama, saling berdampingan. Terbesit sedikit rasa iri ketika melihat keduanya selalu bersama-sama. Hey bintang, kenapa kau begitu setia menemani bulan, yang bahkan ia tidak hanya ditemani oleh 1 bintang saja? Apa kau tidak merasa marah, karena bulanmu itu, memiliki banyak bintang yang tidak kalah terangnya sepertimu? Kau tahu bintang, saat ini.. aku telah kehilangan bulanku. Ya, sosok bulan yang selama ini selalu ada untukku, yang selalu menerangi malam-malamku, dan selalu menemaniku dikala ku sendiri.

Masih teringat dengan jelas di otakku, meski disaat kami sedang berjauhan namun hati kami masih saling bertautan. Malam-malam seperti ini adalah malam-malam yang ku rindukan. Mendengar suaranya di seberang telepon, bercerita tentang apa saja yang telah kami lakukan dalam sehari ini, bercanda gurau, dan saling mengucap rindu. Dan hal yang paling aku rindukan adalah ketika ia berkata padaku, “Sayang, kalau kamu rindu padaku, lihatlah keluar jendela dan kalau kamu melihat bulan, itu adalah aku, yang juga sedang merindukanmu.”

Masih tidak ku percaya, bulanku telah pergi. Bulan yang selama ini selalu menjadi pengantar tidurku, bulan yang selama ini telah membuatku bermimpi indah di setiap tidurku. Ia telah pergi, bersama bintang lain. Ya. Sebuah bintang yang baru ku sadari, cahaya lebih terang dibandingkan dengan cahayaku. Sebuah bintang yang baru ku sadari, memiliki sinar yang jauh lebih indah dibandingkan dengan sinarku. Sebuah bintang yang baru kusadari, memang jelas aku tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengannya.

Hey bulan, kenapa kau tega? Setelah mimpi-mimpi yang telah kita ciptakan. Setelah impian kecil yang telah kita rangkai. Dan setelah masa depan yang dengan sempurnanya telah kita rancang bersama, kenapa kau tega pergi dengan bintang lain? Kau tahu bulan, hatiku sakit. Hatiku teriris. Hatiku perih. Melihatmu bersama dengan bintang yang jelas-jelas tidak bisa dibandingkan denganku. Melihatmu bersama dengan bintang yang jauh lebih indah dibandingkan aku.

Malam ini, biarlah menjadi malam terakhirku untuk melihatmu bulan. Hanya untuk malam ini, aku ingin merasakan rindumu yang mungkin sudah tidak lagi untukku. Hanya untuk malam ini, biarkan aku mengenang semua kasih sayang yang telah kau berikan untukku. Dan mulai besok, biarlah jendela ini tertutup rapat agar kau tidak lagi terlihat di malamku. Pada saat itu, akan ku ikhlaskan bulanku. Bulan yang telah pergi.