aku punya sebuah cerita. bukan cerita dongeng, atau pun cerita seperti FTV yang menampilkan happy ending pada dasarnya. cerita ini, adalah cerita tentang seorang anak perempuan. dan cerita ini sama sekali bukan cerita yang memiliki happy ending seperti yang diharapkan.
~ the story ~
aku, sudah lama aku lupa bagaimana rasanya berdebar-debar karna menyukai seseorang. bukan. bukan menyukai yang hanya sekedar kagum. tapi menyukai, sebagai rasa suka seorang perempuan, terhadap seorang laki-laki.
aku masih ingat jelas, bagaimana disaat pertama kalinya aku sadar bahwa aku menyukainya. aku mulai menjadi berubah, meskipun perlahan. aku mulai memperhatikan penampilanku, cara berbicaraku, dan bahasa tubuhku. semua ingin aku ubah, agar aku mendapatkan perhatiannya.
dan aku masih ingat, bagaimana bodohnya aku dulu. begitu gugup saat melihatnya, bahkan dari jauh. mudah bersemu-semu, hanya ketika dia tersenyum padaku. merasa sangat malu, bahkan membuatku bersembunyi, hanya ketika melihatnya begitu tampan dari kejauhan. bodoh bukan? ya, sangat bodoh bahkan.
aku, mulai menyukainya sejak kelas 1 SMP semester 2. dan perasaan itu terus ada, bahkan hingga aku kelas 1 SMA. meskipun aku dan dia kemudian berbeda sekolah ketika SMA, tapi aku tetap menyukainya. tapi rasa suka itu sudah berkembang. berkembang dan tumbuh jauh diluar bayanganku. aku menyayanginya, sangat menyayanginya bahkan. meski aku tidak seperti pada saat pertama menyukainya, dan aku tidak bersikap bodoh seperti itu lagi, tapi perasaanku seperti berkembang menjadi sangat dalam.
aku bahkan sempat berfikir, bagaimana cara menghilangkan perasaan ini? apa aku akan terus menyukainya dan menyayanginya dalam diam seperti ini? bahkan disaat kami sudah tidak bersama? lalu, bagaimana dengan masa depanku? apa aku benar-benar tidak bisa menyukai orang lain lagi?
tapi kemudian semua pikiran-pikiran itu aku buang jauh-jauh dan ku putuskan untuk membiarkan perasaan itu tumbuh dan berkembang sesukanya. biar Allah yang menuntun hatiku nanti. itu lah kepercayaanku saat itu =)
lalu, aku membiarkan perasaanku mengalir sebagaimana mestinya. tidak memaksakan diri untuk melepaskan diri dari perasaan itu, tidak juga memaksakan diri agar perasaan itu terbalaskan. aku menikmatinya. sangat. karna dengan begitu aku sadar, bahwa masih ada rasa sayang dalam diriku. meskipun, rasa itu terasa seperti perasaan yang semu.
hingga akhirnya, semua berubah. perasaanku itu, perasaanku yang telah tertambat dalam di hatiku itu, perlahan-lahan ada seseorang yang bisa mengambilnya dariku, mengeluarkannya, dan menjauhkan perasaan itu, lalu menggantinya dengan perasaan yang baru. perasaan yang sungguh aku rindukan =)
ya, aku jatuh cinta lagi =) dia,
adalah laki-laki yang berhasil melepaskanku dari rasa itu, rasa
tertambat itu, dari rasa yang mengekangku dan menahanku hingga aku
berjalan ditempat, bahkan hingga bertahun-tahun. dan kini, hatiku dipenuhi oleh dia. dan aku kembali merasakan rasa suka yang seperti dulu. namun aku tidak berbuat bodoh. aku berusaha bersikap lebih dewasa, dan mengikuti hatiku dengan lebih dewasa lagi.
tapi, perlahan perasaan itu mulai ragu, mulai ragu pada bulan ke 5 sejak pertama kali aku merasakannya. perasaan itu memang bertahan masih dalam waktu yang singkat, masih 5 bulan. namun, itu waktu yang cukup lama untuk memastikan diri dan meyakinkan diri bahwa aku dan dia, memang saling menyayangi. tetapi kemudia, ada satu hal yang membuat kami berjauhan. Ia menjauh, begitu pula aku. terdapat jarak di antara kami. dan saat itu lah, aku menerima kehadiran sosok baru. sosok yang sama sekali tidak aku bayangkan, sosok yang hanya aku anggap sebagai kakak laki-lakiku.
aku lupa, aku melupakan sesuatu. bahwa, seorang perempuan dan laki-laki, tidak akan bisa bersahabat tanpa adanya perasaan. dan ya. itu benar. dia menyukaiku. dia menyayangiku. tulus, dan dia berani mengungkapkan perasaannya padaku. layaknya seorang laki-laki pada umumnya.
saat itu, pada saat dia menyatakan perasaannya padaku, aku bingung dan jujur aku sungguh tidak percaya atas apa yang dikatakannya.
ketika itu aku bingung, bingung atas beberapa hal. aku, memang merasa sangat nyaman, dengan dia, laki-laki yang merupakan kakak laki-lakiku itu. aku bisa menjadi diriku sendiri. sesuatu yang tidak aku dapatkan dari dia, yang telah membuatku menyayanginya selama 5 bulan ini. dan aku, bisa sangat bebas mengutarakan perasaanku. tapi, apa itu rasa sayang? apa itu rasa suka? atau hanya sekedar perasaan yang memang hanya sebatas kakak laki-laki?
kemudian aku hanya diam, dan tidak menanggapi apa-apa dari pernyataan itu. aku mengalihkannya, membuatnya tidak berfikir lagi tentang hal itu. karna aku merasa berdosa. kalian tau? entah kenapa, pada saat itu aku merasa seperti sedang mengkhianati seseorang. dan itu sungguh menyakitkan. padahal, saat itu kami belum memiliki status apapun. status. yaa, sesuatu yang bisa mengikat dua orang untuk selalu bersama atau untuk tidak bersama. seperti itu lah. meskipun kami sama-sama tahu bahwa kami memiliki perasaan yang sama, tapi kami tidak memutuskan untuk memasang status diantara hubungan kami berdua. lalu kenapa aku bisa merasa seperti sedang mengkhianatinya? darimana perasaan itu datang? entahlah.
dan saat itu, sungguh aku tidak tahu apa yang sebaiknya harus ku lakukan. meskipun aku pada akhirnya tetap bersikap seperti biasa, dan tidak terjadi apa-apa. tapi hal itu sungguh menggoyahkan pikiranku. apalagi, pada saat itu dia tidak ada, tidak bersamaku, tidak menemaniku, dan tidak meyakinkanku atas apapun.
hingga akhirnya aku bermimpi. mimpi yang sungguh buruk. mimpi yang membuat perasaanku sangat kacau, dan sangat takut. yang membuatku selalu berdoa agar hal itu tidak akan pernah terjadi.
mimpi itu. aku bermimpi tentang mereka. dua orang laki-laki, yang sama pentingnya untukku. yang sama-sama menyayangiku. meskipun mereka menyayangiku dengan cara yang berbeda.
didalam mimpi itu, aku bermimpi, mereka berdiri tepat di hadapanku, dan tersenyum. kemudia, mereka mulai berbicara, dan meminta kepastian hatiku. siapa yang akan aku pilih, diantara mereka. saat itu lah aku mulai menangis. aku tidak ingin memilih. bukan. bukan karna aku menginginkan mereka berdua. bukan juga karna aku tidak bisa memilih. tapi karna aku tahu, mereka bukanlah pilihan. mereka sama sekali bukan pilihan. seperti barang, yang dengan mudah kita menentukan akan lebih memilih barang yang mana, akan membeli dan menyimpan barang yang mana. mereka bukan barang. mereka memiliki hati. hati yang tulus. dan hati mereka, mereka persembahkan untukku.
dan kalian tahu, apa yang kemudia aku lakukan?
ya, aku tidak memilih. aku tidak memilih diantara mereka. aku lebih memilih untuk mundur, dan menjauh dari mereka. meskipun hanya sementara. karna aku, ingin memastikan diri, hati ini, hatiku ini, telah ku persembahkan kepada siapa.
sesuatu yang berat memang. karna, belum tentu hati mereka masih untukku, ketika aku mempersembahkan hatiku. tapi tidak apa. aku tidak apa-apa. aku tahu, Allah akan menuntunku kembali. menuntun hatiku kembali, dengan perlahan.
aku hanya tidak ingin menyakiti mereka berdua. biar aku saja yang merasakannya. cukup aku yang merasakan bagaiamana perih itu. jangan mereka, dua orang yang sangat penting untukku itu.
~ end ~
you know, aku belajar banyak dari cerita gadis itu. belajar banyak tentang bagaimana memberikan keyakinan pada diri sendiri. dan belajar tentang bagaimana, menjaga perasaan orang lain, dengan tidak memberikan mereka sebuah kebohongan.
siapa sih yang suka, dibohongin hanya untuk kesenangan semu semata? karna, sebagaimanapun senangnya seseorang dengan kebohongan yang telah kita buat, pada akhirnya dia akan tahu tentang yang sebenarnya, dan rasa sakit itu akan semakin dalam, kalau tahu bahwa apa yang telah kita lakukan selama ini untuk membuatnya bahagia adalah hanya kebohongan semata.
kalau kau ingin orang lain merasa bahagia denganmu, buatlah dirimu layak untuk membahagiakan orang lain. karna kebohongan, tidak pernah membuat derajat seseorang menjadi lebih baik.