Jumat, 19 Desember 2014

I'll try my best not to come back anymore... I promise you..

Coba bayangkan, bagaimana jika seseorang yang selama ini selalu kau banggakan didepan teman-temanmu, didepan saudaramu, bahkan didepan kedua org tuamu, ternyata dia merasa malu terhadapmu? Dia malu, jika orang lain tahu bahwa dia berhubungan denganmu. Dia malu, jika orang lain melihat mereka jalan berdua. Dia malu, untuk menunjukkan dirimu didpn org lain, bahkan teman-temannya.

Hatiku sakit, ketika pertama kali aku mengetahui kenyataan itu. Kenapa? Aku salah apa sampai kau merasa malu dengan diriku.. dengan keberadaanku.. dengan kenyataan bahwa kita saling kenal dan berkomunikasi.. kenapa kamu melakukan itu padaku?

Sejak hari itu, bahkan sampai detik ini.. hatiku masih terasa sakit dan perih. Dia, merupakan satu dari kekuatanku utk menjalani kehidupanku. Dia kebangganku. Tetapi ternyata, aku hanya menyusahkan dia.

Ya Allah, hanya Engkau yang bisa membolak balikkan perasaan hambaMu. Kumohon, hilangkan rasa ini.. buanglah rasa ini jauh-jauh dari hatiku. Aku ingin menjauhinya. Aku tidak ingin menjadi beban untuknya.

Tidak apa aku terluka, tetapi biarlah dia bahagia dengan sebagaimana kehidupannya sekarang. Mungkin saja, dengan tanpa adanya diriku, dia bisa menjalani semua dengan lebih tenang dan bahagia. Tanpa harus menahan diri karena rasa malu. Tanpa harus bermain kucing-kucingan dengan semua temanny hanya agar mereka tidak menyadari keberadaanku.

Aku tidak tahu, sejak kapan keberadaanku tidak lagi diinginkan. Aku tidak tahu, sejak kapan keberadaanku jadi menyusahkan dia. Karena itulah, kumohon, berikan kemudahan padanya dalam menjalani kehidupanny untuk kedepan..

Aku akan mundur.

Semua kulakukan untuk dia. Meski dia telah menyakiti hatiku sedalam ini, tapi rasa banggaku padanya ternyata tdk bisa pudar. Aku mengaguminya. Selalu. Bahkan sampai saat ini tanpa sadar aku msh suka membanggakannya didepan teman-temanku.

Ya Allah, aku tidak ingin dia terluka. Ak tidak ingin dia merasakan apa yang kurasakan saat ini. Kutitipkan dia padaMu ya Allah. Jaga dirinya, jaga senyumnya, jangan biarkan dia jatuh sakit, dan kuatkan hatinya selalu. Aku ingin dia bahagia, tulus dari dalam hatiku. Meskipun aku telah berusaha untuk membencinya, tetapi aku tidak bisa.

Meskipun aku tahu, jauh darinya adalah hal tersulit yang ku lakukan. Aku selalu gagal dalam keinginan untuk menjauhinya. Tetapi, saat ini keberadaanku sudah tidak diinginkan. Dan aku hanya menyusahkan dia, membuat hatinya tidak tenang dan harus selalu berbohong pada orang lain. Karena itu, aku mohon, kuatkanlah hatiku. Jaga senyumku. Mudahkan aku untuk bernafas lega. Tenangkan pikiranku. Dan, tahanlah diriku disaat aku berusaha untuk kembali padanya.

Aku titipkan dia padaMu ya Allah

Selasa, 09 Desember 2014

Forgeting ...

Adu satu hal yang ku lupakan, dalam proses melupakan seseorang yang kita sayangi. Melupakan seseorang, bukanlah hal mudah. Terutama melupakan seseorang yang telah melekat dalam pada hati kita, seseorang dimana setengah dari perjalanan hidupku, selalu ada dia di setiap suka maupun duka. Melupakan seseorang yang begitu kita sayangi, bagaikan mencoba unyuk mengingat seseorang yang bahkan tidak kita kenal. Sangat sulit.
Melupakan seseorang, tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Melupakan, tidak dpt dilakukan dengan paksaan. Tidak juga dengan tekanan, atau dengan hati penuh amarah. Dan tidak juga dapat dilakukan dengan terburu-buru. Semua butuh proses. Biarkan  perasaan itu mengalir sebagaimana adanya. Seperti air yang mengalir mencari kemana tujuan akhir dari perjalanan yang panjang itu.
Semakin dirimu memaksakan diri untuk melupakan dia, maka akan semakin dirimu mencintainya. Semakin dirimu menekan hatimu untuk segera melupakannya, maka akan semakin kau menyakiti dirimu sendiri. Karena jauh didasar hatimu yang paling dalam, masih tersimpan secuil harapan dan keinginan untukmu agar bisa terus mencintainya.
Aku telah salah. Dengan diri yang dipenuhi amarah dan emosi, diriku memaksakan hatiku untuk segera melupakannya. Bahkan sampai membuatku mampu berbuat sesuatu agar aku dan dia bisa saling membenci. Tetapi apa yang ku dapat? Hatiku semakin hancur. Hati ini semakin terasa sakit. Karena aku menyadari, segala usaha yang telah kulakukan untuk segera melupakannya, hanya melukai diriku sendiri.
Saat ini, aku ingin membiarkannya. Membiarkan perasaan ini berjalan sebagaimana mestinya. Membiarkan perasaan ini mengalir mencari muara terakhirnya. Aku tidak lagi takut, jika memang hati ini tidak bisa melupakannya, pasti Allah telah mempersiapkan sesuatu yang indah untukku kelak. Aku percayakan hatiku ditangan Allah. Aku percayakan dimanapun Engkah meletakkan hatiku. Dan aku ingin memperbaiki semuanya. Semua kesalahan yang telah kulakukan selama aku mencintainya. Semua amarah dan emosi yang telah kuluapkan saat bersamanya. Aku ingin mencintainya dalam diam. Mencintai segala kekurangannya. Selalu tersenyum untuknya. Selalu mendorongnya dari belakang. Dan aku ingin terus melihatnya tersenyum. Karna senyum itu, kelak dapat menyembuhkan setiap luka yang ada pada hatiku.
Aku tidak akan menuntut apapun. Aku tidak memintanya untuk membalas rasa ini. Tidak juga memintanya untuk bersamaku. Dan tidak pula memintanya untuk menjaga hatinya untukku.
Hey, kita jalani saja semuanya dengan baik. Percayakan hati kita pada Yang Maha Kuasa. Karena Ia adalah sebaik-baiknya zat yang dpt membolak balikkan hati hambaNya. Entah apakah nanti pada akhirnya rasa ini akan tetap dan selalu ada sampai seterusnya, ataukah rasa ini pada akhirnya menemukan tempat bermuaranya yang lain. Percayakan semua. Dan pasrahkan. Maafkan aku, karena dengan bodoh terlalu cepat memilih untuk melupakanmu. Karena aku tahu, melupakanmu, adalah bagaikan mengingat seseorang yang tidak ku kenal. Seberapa keraspun aku mencoba, aku hanya akan berakhir dengan kegagalan. Dan hanya meninggalkan rasa sakit yang lain didalam hatiku.

Jumat, 05 Desember 2014

Catatan kecil untuk Allah...

Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarrokatuh..

Ya Allah, kenapa rasany semenyakitkan ini. Sakiit sekali sampai membuatku tidak berhenti meneteskan air mata. Kenapa rasanya sesesak ini, hingga membuatku kesulitan bernafas.

Ya Allah, aku memohon perlindunganmu. Dari rasa sedih dan kecewa yang dapat membuatku terpuruk lebih dalam pada sebuah kesengsaraan batin.

Ya Allah, aku memohon padamu, berikan sedikit kekuatanMu padaku, agar hatiku bisa jauh labih tegar dan kuat dalam menahan rasa sakit ini.

Ya Allah, aku memohon padamu jauhkan dari amarah dan dendam. Yang dapat membuatku menjauh dariMu dan tersesat dari jalanku menuju cahaya terangMu, surgaMu.

Ya Allah, aku memohon padamu, jadikanlah hatiku sebagai hati yang mudah memaafkan. Sehingga diriku terhindar dari segala ketidaktenangan dalam menjalani kehidupanku.

Kuatkanlah hatiku, dari setiap kata yang berusaha untuk menjatuhkanku. Kuatkanlah jiwaku agar tidak lagi mudah terluka oleh pisau dan pedang yg berusaha untuk menggoresku. Dan berikan kekuatanMu agar bibirku terus mampu mengukir senyum dibalik setiap perbuatan mereka yang dapat menghilangkan senyumku.

Dan berikan aku hati yang mudah mengikhlaskan, atas setiap perkataan, perbuatan, dan segala sesuatu yang dapat menyeretku dalam ketidakberdayaan untuk bangkit berjuang kembali,

Aku yakin, Engkau adalah yang paling tahu bagaimana bentuk dari hatiku saat ini. Engkaulah yang paling mengerti seberapa sakitnya hati ini atas kejadian ini. Engkau pula lah yang paling tahu, mengapa engkau memberikan kejadian ini padaku, jika bukan karena Engkau tahu, bahwa hambaMu ini pasti mampu melewati semuanya dengan baik.

Tuntun aku, rangkul pundakku, berikan pencahayaan pada jalanku, untuk menuju dimana tempatmu berada. Agar aku bisa memelukMu, menumpahkan segala keluh kesahku padaMu, agar aku bisa leluasa menangis dalam pelukanMu. Agar aku bisa merasakan Usapan tanganMu pada punggungku yang ingin menguatkanku, dan meyakinkanku bahwa semua akan baik2 saja, bahwa akan selalu ada Engkau yg akan menemani setiap langkahku.

Bahwa aku tidaklah sendirian

Rabu, 03 Desember 2014

Hujan dan pelangi

Kenapa, sulit sekali untuk bertahan dalam kebahagiaan. Ketika tawa telah didepan mata, namun tangis justru mengikuti dibelakangnya, bersembunyi dan tidak terlihat. Memberikan ruang sedikit pada hatiku untuk berharap agar rasa bahagiaku berlangsung lama, meski kenyataanny tidaklah seindah harapku.

Allah menghadirkan bahagia, agar kita yakin, bahwa dibalik hujan badai yg telah kita lewati, akan ada pelangi menghampiri. Namun Allah juga menghadirkan sedih, agar kita menghargai disetiap detik ketika kebahagiaan itu datang, agar kelak ketika ia datang kembali maka kita tdk lagi menyia2kannya. Setelah sekian lama hari kulewati dengan tawa dan canda, kini Allah sedang memberikan hujan untukku beberapa hari kedepan. Meski rasanya sangat dingin dan menyakitkan, namun hati kecilku masih dan selalu berharap, pelangi itu akan datang kembali.

Memang tidak ada yang namany kebahagiaan yg abadi, tetapi tidak ada pula yg namany kssedihan yg abadi. Meski terkadang hati merasa lelah dan ingin menyerah, percayalah, di titik terakhir kesedihanmu itu, Allah akan memberikan kembali tawa dan canda yg telah hilang utk beberapa saat itu. Dan bersyukurlah, karena Allah sedang menjadikanmu wanita yg lebih kuat dengan rasa sakit itu.